SIAPA YANG BODOH?
(Halim
Muhammad)
EPISODE 3: LIPSTIK
Minggu
berikutnya, dosen mata kuliah pemasaran yang selalu menawan dengan lipstik
merah mudanya kembali memberi tugas yang sama pada mahasiswa-mahasiswanya
dengan alasan agar kemampuan pemasaran mereka lebih terasah. Hal tersebut jelas
membuat para mahasiswa uring-uringan karena mereka sudah tahu akan seperti apa
nantinya. Lalu setelah kelas bubar, Fransiskus, si langganan nilai A dan B
meminta semua mahasiswa di kelas tersebut untuk berembug dan melupakan masalah
perbedaan pilihan capres terlebih dahulu. Awalnya cukup banyak yang menolak.
Tapi satu persatu dari mereka mulai menyadari bahwa gagasan tersebut adalah
untuk mempermudah pekerjaan mereka.
Dalam perembugan
tersebut, Fransiskus mengatakan bahwa tugas yang diberikan si dosen cantik itu
tidak masuk akal. Maksudnya, masih ada jenis tugas lain yang jauh lebih kreatif
dan inovatif ketimbang jadi sales minuman
yang harganya tak masuk akal. Misalnya
membuat bisnis sendiri, membuat inovasi pada produk yang sudah ada, dan masih
banyak lagi. Semua mahasiswa pun berpikir demikian, termasuk Entis.
Patricia,
mahasiswa cantik yang hampir menuntut dosen statistik karena diberi nilai C di
semester sebelumnya juga turut memaparkan pendapat. Dia memaksa teman-temannya
untuk mengingat konsep Marketing Mix
yang entah dicetuskan siapa dan dipelajari di semester berapa. Marketing Mix
sendiri merupakan inti dari sistem pemasaran yang terdiri dari 4P: product (produk), price (harga), place
(tempat), dan promotion (promosi).
Patricia pun
menjelaskan kembali maksud dari keempat poin tersebut dan menggunakannnya untuk
menganalisis jenis pemasaran produk yang ditugaskan si dosen cantik.
Untuk poin
pertama, mereka sama sekali tidak menemukan masalah. Karena produk yang harus
dipasarkan sudah jelas wujudnya, rasanya, PIRT-nya, logo halalnya dan
lain-lainnya. Namun di poin kedua, ketiga dan keempat, mereka baru saja
mendapat permasalahan. Mulai dari tidak adanya tempat yang pasti, sistem
promosi yang masih teka-teki dan harga yang tak masuk akal, terlalu mahal.
Mereka pun sepakat untuk tidak menjual semua produk yang akan dibagikan hari
jumat itu dan lebih memilih untuk menyimpannya di lemari pendingin milik
Marimar, gadis paling tajir di kelas tersebut yang kebetulan salah satu
kulkasnya sedang menganggur.
Ketika
Fransiskus hendak menutup diskusi tersebut, tiba-tiba saja Max berdiri dan
berteriak, “tunggu!”
Semua mata pun
tertuju pada Max, mahasiswa yang mengklaim dirinya sebagai titisan Sherlock
Holmes. Lalu Max menjelaskan bahwa beberapa saat lalu ia baru saja menemukan
keganjilan. Max iseng mencari nama akun instagram produk tersebut. Dan ia
menemukan 5 akun instagram yang menjual produk yang sama. Ia pun membuka dan
mengamati akun tersebut satu persatu, sampai ia menemukan hal ganjil pada satu
akun yang membuat ia yakin bahwa si dosen cantik itu adalah reseller produk tersebut. Pasalnya,
semua unggahan akun tersebut disukai oleh si dosen. Dan yang lebih membuatnya
menganga adalah unggahan terakhir akun tersebut, yakni foto setengah wajah
seorang wanita dengan produk tersebut di pipi sebelah kiri, bersanding dengan
bibir cantik berlipstik merah muda. Dan walaupun si dosen cantik bukan
satu-satunya wanita yang gemar memakai lipstik merah muda, tapi Max tetap yakin
bahwa itu adalah bibir si dosen cantik. Dari warnanya, ketebalannya dan
kerutannya. Ya, Max jujur sudah dari
lama mengikuti akun instagram si dosen cantik karena mengangumi kecantikannya.
Adalah sebuah hal yang normal jika ia juga kerap memperhatikan bibir cantik wanita
itu.
Ketika hari
senin tiba, si dosen cantik dibuat heran karena mahasiswa-mahasiswanya membawa
kembali produk yang ia bagikan hari jumat, tak ada satu pun yang terjual. Dan
ketika ditanya mengapa, Max yang sebelumnya telah ditunjuk sebagai perwakilan
kelas lalu mengangkat tangan dan mulai bersuara. “Maaf, bu. Kami tidak mau jadi
reseller-nya reseller,” uajarnya dengan berat hati.
Setelah itu ia
menyesal karena kesempatannya untuk mendapatkan cinta si dosen cantik sudah
kandas. Sedang si dosen cantik mendadak kikuk dan salah tingkah, lalu pamit
meninggalkan kelas dengan alasan ada rapat mendadak.
Minggu
berikutnya si dosen cantik tampil berbeda dan membuat semua mahasiswanya
bertanya-tanya. Lipstik yang digunakannya tak lagi berwarna merah muda, tapi warna
merah darah. Minggu berikutnya lagi ia memakai lipstik berwarna ungu muda. Lalu
minggu berikutnya lagi memakai warna nude
atau natural. Terus saja begitu sampai seluruh mahasiswanya benar-benar lupa
kalau dia bukan reseller yoghurt yang
ingin mengeksploitasi anak-anak didiknya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar