Sumber Foto : Kabar21
Hallo robat redaksi.
Tau ga sih setiap tanggal 21 Mei diperingati sebagai hari Reformasi Nasional sebagai pengingat atas history tragedy Mei 1998. Tanggal ini dipilih dikarenakan bertepatan dengan lengsernya Presiden Soeharto saat mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998. Reformasi ini merupakan titik awal Indonesia terlepas dari keterpurukan, kritis moneter dan kerusuhan lainnya.
Dikutip dari buku Basuki Agus Suparno yang berjudul 'Reformasi dan Jatuhnya Soeharto', tahun 1997-1998 merupakan fase genting bagi Orde Baru karena munculnya tuntutan perubahan. Fase ini menjadi tonggak perubahan menuju 21 Mei Hari Reformasi. Rentang tahun ini ditandai dengan munculnya berbagai kemelut politik. Seperti yang dikatakan O'Rourke "Penuh dengan intrik, tragedi, misteri dan kekacauan".
Tahun 1997 dijadikan sebagai titik tolak karena pada tahun tersebut terjadi krisis moneter. Keresahan ini menjadi cikal bakal munculnya diskursus perubahan (reformasi) yang dibicarakan secara luas dan terbuka. Pada 21 Juli 1997, kurs rupiah mulai semakin melemah akibat kemunculan orang-orang yang mencoba mencari keuntungan besar dengan melakukan berbagai spekulasi. Puncaknya pada bulan Agustus, kondisi tersebut semakin parah akibat masyarakat yang kalut setelah Bank Indonesia gagal melakukan Intervesi menjual dollar AS. Hingga pada tahun 1998 tanda-tanda krisis semakin jelas ketika fundamental ekonomi Orde Baru mulai goyah. Dampaknya, krisis moneter tidak mampu diatasi.
Akibat krisis ini, berbagai proyek strategis mengalami penundaan, 16 bank dilikuidasi. Sehingga terjadi pengetatan kebijakan keuangan dan naiknya harga-harga bahan pokok makanan yang dibutuhkan masyarakat secara luas.
Pada tahun 1998 juga terjadi kerusuhan dimana-mana. Tercatat 4. 939 bangunan yang rusak dan hal serupa juga terjadi di Medan, Surabaya, Yogyakarta, Padang, Palembang, Solo, dan Ujung pandang (Makassar). Tekanan-tekanan lain juga muncul dari demonstrasi mahasiswa yang berakhir ricuh terjadi di mana-mana. Dalam rentang satu bulan, yakni bulan Mei 1998, berbagai bentuk kerusuhan dan bentrok aparat keamanan terjadi di Medan, Tebing Tinggi, Siantar, Padang, Jakarta, dan sekitarnya (Peristiwa demi peristiwa pada akhirnya mempertegas wujud dan gambar asli arah tujuan gerakan politik yang ada. Berbagai elemen masyarakat, seperti mahasiswa, tokoh-tokoh masyarakat, akademis, buruh dan sebagian pemangku jabatan Orde Baru semakin keras dan terbuka menyuarakan agar Presiden Soeharto mundur diri jabatannya. Hingga pada tangga 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya. Ia menyatakan, "Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari kamis, 21 Mei 1998.”
Source : Detik & Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar